6285179791926
info@ponpesdiponegoro.com
Mengenang KH Bisri Syansuri, Tokoh Pendiri NU Perintis Pendidikan Islam
Mengenang KH Bisri Syansuri, Tokoh Pendiri NU Perintis Pendidikan Islam
Thu, 5 December 2024
Penulis : admin
KH-Bisri-Syansuri

KH Bisri Syansuri merupakan salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Ia wafat pada 25 April 1980 di usia 93 tahun. Tepat pada Kamis (25/04/2024), merupakan ke 44 tahun Mbah Bisri, sapaan KH Bisri Syansuri, berpulang ke Rahmatullah. Mbah Bisri dimakamkan di kompleks pemakaman Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur.

Mbah Bisri semasa hidupnya telah memberikan banyak kontribusi dan peran bagi bangsa dan Nahdlatul Ulama. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Rais ‘Aam hingga Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ia tercatat sebagai salah satu tokoh pendiri NU yang menguasai ilmu fikih. Ia belajar kepada Kiai Abdus Salam, seorang ahli dan hafal Al-Qur’an dan juga ahli dalam bidang fikih semasa mengenyam pendidikan di pesantren.

Melalui ajaran gurunya, Mbah Bisri mampu mendalami sejumlah ilmu. Mulai dari ilmu nahwu, sharraf, fikih, tasawwuf, tafsir, dan hadits.

Ia pernah belajar ilmu agama kepada kedua tokoh agama yang terkenal pada waktu itu, yakni KH Kholil Kasingan Rembang dan KH Syu’aib Sarang Lasem. Selepas belajar kepada kedua gurunya, ia melanjutkan berguru kepada Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan.

Saat menimba ilmu di Bangkalan inilah ia kemudian bertemu dengan KH Abdul Wahab Chasbullah, seorang yang kemudian menjadi kawan dekatnya hingga akhir hayat, di samping sebagai kakak iparnya.

Mbah Bisri juga merupakan salah satu murid dari Hadratussyeikh KH M Hasyim Asy’ari. Ia dikenal dengan kecerdasannya dalam memahami dan memberikan solusi atas berbagai permasalahan umat melalui pendekatan fikih murni.

Peran Mbah Bisri terhadap perkembangan NU tidak hanya seputar keilmuan fikih saja. Ia juga pernah menjadi inisiator pendirian pesantren perempuan pertama. Ia pendiri Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, atau lebih dikenal dengan Pondok Denanyar Jombang, sepulangnya menimba ilmu di Makkah.

Di pesantren yang didirikannya ini, Mbah Bisri membuat gebrakan sebagai ulama pertama yang membuka kelas khusus santri perempuan. Kelas ini awalnya diisi oleh santri-santri perempuan di lingkungan pesantrennya, hingga akhirnya berkembang besar.

Upaya Mbah Bisri dalam mendirikan pesantren putri adalah langkah tepat sebagai ulama fikih yang melahirkan terobosan penting demi kemajuan pendidikan kaum perempuan.

Ijtihad kreatif ini dilanjutkan oleh putri Mbah Bisri, Nyai Musyarofah, yang diperistri Kiai Abdul Fattah, Tambak Beras, Jombang. Salah satunya dengan mendirikan pesantren putri di Pesantren Tambak Beras pada tahun 1951. (rdp)

Pesantren, Tokoh

Artikel Lainnya

Nyai Rodliyah Djazuli; Ummul...
Nama asli beliau adalah Nyai Roro Marsinah yang kemudian dikenal dengan Nyai Rodliyah binti KH. Mahyin bin KH. Mesir Durenan...
Thu, 5 December 2024 | 1:47
Karakter Pembangun Pendidikan Berkualitas...
Pendidikan atau tarbiyah mendapat perhatian yang sangat penting dalam agama Islam. Rasul-rasul yang Allah turunkan sejak dahulu hingga Nabi Muhammad ﷺ selalu...
Thu, 5 December 2024 | 1:46
Mitos Kemunduran Dunia Intelektual...
Penulisan periode sejarah tidak pernah menjadi kegiatan yang netral, begitu kesimpulan Jacques Le Goff, seorang sejarawan Prancis. Maka dalam banyak...
Thu, 5 December 2024 | 1:44
Rekognisi dan Akselerasi Pendidikan...
Pemaknaan terhadap Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2024, selain untuk mengeja pemerataan akses pendidikan agar bisa dinikmati seluruh elemen...
Thu, 5 December 2024 | 1:36